Selasa, 11 Juni 2013

Judul : Lolong Lelaki Lansia
Penulis : S. N. Ratmana
Penerbit : FLP Tegal Self Publishing
Tahun : 2011
Tebal : 240 halaman
Harga : Rp. 30.000
Peresensi : M Samsul Hadi
Salah satu cara untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air adalah dengan kembali melihat atau membaca sejarah perjuangannya. Seiring berjalannya waktu, selain krisis ekonomi, ternyata kita juga mengalami krisis kepercayaan terhadap pemerintahan dan tanah air. Ini adalah suatu hal yang sangat berbahaya, apa lagi jika kita menengok apa yang telah di sampaikan oleh Habib Lutfi Bin Yahnya. Bahwa, hancurnya suatu bangsa adalah dengan menjauhkan kepercayaan rakyatnya terhadap pemimpin dan bangsa itu sendiri.

Posted on 19.23 by Unknown

No comments

Kamis, 02 Mei 2013



Ada beberapa perkara yang membahayakan bagi diri manusia, diantaranya adalah.
1.      Tulul amal/panjangnya angan-angan. Biasanya ini terjadi tentang angan-angan yang terlalu panjang akan kenikmatan duniawi.
2.      Tergesah-gesah
3.      Dengki
4.      Khasut, salah satu cirri-ciri orang hasut adalah dengan tidak ridho melihat kebaikan dalam beribadahnya orang lain.
Sedang perkara-perkara yang sebaiknya di lakukan oleh manusia adalah sebagai berikut.
1.    Pendeknya dalam berangan-angan
2.    Tidak tergesah-gesah
3.    Mengharapkan kebagusan
4.    Andap asor/khusu’

Posted on 06.00 by Unknown

No comments

Rabu, 01 Mei 2013


Salah satu bagian penting dalam sebuah cerita, termasuk cerpen, adalah dialog atau cakapan. Cerita tidak akan menarik jika seluruhnya berupa narasi (kisahan) dan deskripsi yang diungkapkan dalam kalimat tidak langsung. Cerita menjadi hidup jika terjadi percakapan langsung antartokoh. Para tokoh dibiarkan untuk bercakap-cakap sendiri, mengungkapkan perasaan, pikiran, dan keinginannya secara langsung sehingga kata-kata yang muncul utuh dan asli. Pengarang hanya menyediakan konteks pembicaraan melalui penggambaran suasana.

Dalam menulis dialog dalam sebuah cerpen, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Perhatikan contoh berikut!

Perlahan mataku terbuka, kudapati tubuhku telah berada dalam kamar tidurku. "Di mana Winda?" gumamku.

"lstrimu sudah dikebumikan sore tadi," jawab Mbok yang mungkin sejak tadi menungguiku saat aku tak sadarkan diri.

"Di mana Wati, anakku, Mbok?" tanyaku lagi.

"Wati bersama Mbah Kakung," jawab Mbok menenangkan.

Perlahan kubuka sepucuk surat wasiat yang diberikan Winda sebelum ia meninggal dunia.


Bandingkan dengan kutipan berikut.

"Bu, koran yang itu jangan di kembalikan lho!" teriak Paimo kepada Istrinya," Lho, ini kan harus segera aku kembalikan ke rumah Pak Harjo, untuk kemudian meminjam lagi yang hari kemarin," jawab istrinya. Sebagai lulusan perguruan tinggi, Paimo belum bisa lepas dari yang disebut koran. Hanya saja karena tak mampu membeli koran, apa lagi berlangganan Paimo hanya nebeng membaca koran milik keluarga Pak Harjo.

Cakapan tokoh dalam cerpen ditulis ke bawah, setiap ganti tuturan ganti baris.

Cakapan ditulis dalam alinea baru sehingga pergantian tokoh terlihat dengan jelas.

Contoh dialog.

            “Kita akan pergi sekarang.” Aku dan Tono bergegas. [jika akhir kalimat dialog adalah titik, maka awal huruf kalimat berikutnya harus kapital/besar]

            “Semua akan baik-baik saja,” kataku kepada Tono. [jika akhir kalimat dialog adalah koma, maka awal kata berikutnya huruf kecil]

            "Bagaimana perasaan kamu?" tanya Rena menggoda.
            "Pergi kau!" Teriakku sambil penepuk meja sekuat tenaga.

Catatan:
§  Setiap dialog baru, harus dibuat alinea/paragraf baru walau cuma satu kata/kalimat.

§  Setiap huruf awal kalimat dialog harus kapital/huruf besar.

Contoh: "Aku pulang," kataku kepada Roi yang masih mematung.

§  Penulisan koma sebelum tanda kutip penutup.

Contoh penulisan koma yang salah. "Dia datang lagi", kata Danu.
Yang benar. "Dia datang lagi," kata Danu.

§  Penulisan titik sebelum tanda kutip penutup.

Contoh penulisan titik yang salah. "Dia datang lagi".

Yang benar. "Dia datang lagi."

§  Perhatikan baik-baik PENULISAN dan LETAK tanda baca (koma, titik, kutip ("), tanda tanya (?) dan tanda seru (!) dalam kalimat dialog.

§  Setelah tanda tanda (?) atau tanda seru (!) setelah ditutup dengan tanda kutip, tidak ada koma atau titik lagi.
§   
Contoh penulisan YANG SALAH. "Kau pergi sekarang?", tanyaku ke pada Andi.

Yang benar. "Kau pergi sekarang?" tanyaku kepada Andi.


§  Tanda kutip dengan kata sebelum dan sesudahnya tidak ada spasi.
§   
Contoh penulisan tanda kutip yang salah. "  Aku pergi,  " kataku pada Andi.

Yang benar. "Aku pergi," kataku kepada Andi.
 Sumber: kartikahidayati.blogspot

Posted on 19.08 by Unknown

No comments

Selasa, 30 April 2013


Aku bukit, dan inilah sahabat-sahabatku
Dia adalah pohon yang rindang
Dia adalah batu yang besar
Dia adalah sungai yang bening
Dia adalah udara yang segar

Namun kenapa kau lukai aku dan sahabat-sahabatku
Kami kan telah melindungimu dari banjir
Kami kan telah melindungimu dari longsor

Kami menyejukanmu…
Apakah kau tak tau…

Bukit ngilu rasanya saat kau keruk rakus tubuhku
Pohon perih rasanya saat kau cabut dan tebang tubuhku
Batu sakit rasanya saat kau tumbuk dan pecahkan tubuhku

Biar saja kau berbuat seperti itu tuan…
Biar nanti akan aku adukan kepada tuhan…

Tegal, 25.01.13

Posted on 23.11 by Unknown

No comments

Semua perempuan di Negeri ini mengenang jasanya
Berbaju kebaya berbagai versi
Anak-anak TK berdandan, karnaval keliling Kota
Berterimakasih dengan wajah berseri

Tetapi mengapa Raden Ajeng Kartini berwajah sendu
Tidakkah ia menyaksikan perempuan Negerinya telah berjaya
Nyaris duduk sejajar dengan para pria
Apakah gerangan yang menggangu kalbu?
Bukan hanya KDRT masih merajalela
Menimpa kaum perempuan dengan semena-mena
Cerita tentang anak-anak dan perempuan sebagai korban trafficking
Sangat menyakitkan dan pedas terasa di kuping

Bertanya Raden Ajeng Kartini, terus bertanya
Kemanakah suara perempuan di forum legilslatif
Tak terdengar lantang........ Sungguh naïf!
Tidak seperti ketika memarahi anak-anaknya

Menangislah Raden Ajeng Kartini
Hatinya pilu sebesar malu
Kartini* divonis 8 tahun penjara karena korupsi
Sungguh, hancur jiwanya disayat sembilu

Sembap mata karena sedih
Hatinya luka, tersa pedih
Menyaskikan tingkah para perempuan durjana
Yang mengotori cita-citanya

"Tak perlu lagi kalian berkain kebaya
Ribed berkonde seperti jaman dahulu
Bukan begitu sebenarnya cara kalian mengenangku
Tapi jagalah akhlak kalian sebagai Tiang Negara

Sebenarnya aku bahagia dan bangga kalian punya ilmu
Bahkan terkadang melampaui para pria
Tapi kumohon jangan kalian membuatku malu
Melupakan kodrat dan kewajiban utama"

Begitulah pesan Raden Ajeng Kartini
Untuk perempuan masa kini
Yang masih salah faham terhadap arti
Apa itu emasipasi …..


* Kartini Juliana Mandalena Marpaung, Hakim ad hoc Pengadilan Tipikor Semarang
Karya : Nening Mahendra
Tegal, 25 April 2013
Dimuat dalam BUMI, Buletin Mini FLP Tegal. Edisi Perdana/April 2013

Posted on 23.00 by Unknown

No comments